Yayasan Masyarakat Pecinta Sejarah dan Budaya Gresik (MATASEGER) dengan Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra Balai Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menggelar launching buku Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita, minggu (15/9) di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Jl. Pahlawan Gresik.

Buku yang berisi 71 judul cerita kearifan lokal ini ditulis oleh 41 penulis dari berbagai segmen. Mulai dari siswa SMP hingga pensiunan guru/dosen. Buku ini sendiri dikerjakan dalam waktu kurang dari 3 bulan.

Ketua Yayasan Mataseger, Kris Adjie AW dalam sambutannya menandaskan bahwa cerita kearifan lokal memeiliki kekuatan untuk menginspirasi. “Yang terpenting, nilai-nilai yang terkandung bisa menjadi teladan kita untuk mengajak kita bersama sebuah kebijakan berdasarkan nilai-nilai yang sudah di tawarkan para pendahulu kita.” tandas seniman dan budayawan ini.

Dari UPT Balai Bahasa Jawa Timur, Dr. Umi Kulsum M.Hum selaku ketua menandaskan bahawa Kearifan lokal merupakan bagian dari literasi budaya kita. “Literasi mempunyai komponen-komponen lain, ada enam literasi dasar yakni literasi baca tulis, literasi sains, literasi numerasi, lierasi finansial, literasi tentang budaya dan kekeluargaan. Dan kearifan lokal masuk dalam literasi tentang budaya dan kekeluargaan yang harus sama-sama kita tingkatkan.”

Dalam sambutannya, Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani, SE mengungkapkan kegelisahannya terhadap minat baca generasi muda. “Hari ini banyak anak-anak muda di luar sana membaca bukan menjadi sebuah keharusan atau kebutuhan. Maka, ini tugas kita bersama, bagaimana kita mendorong mereka menjadi anak muda yang kaya bacaan.” harap bupati milenial ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *